Selasa, 03 Februari 2015

Tragedi Superga dan Kekuasaan Allah "Sebuah Generasi Emas Sepak Bola yang Terputus"

       Asing dengan nama Cirro Immobile? Immobile adalah pemain sepak bola, yang pada pertengahan tahun 2014 lalu, melakukan transfer dari klub italia Torino ke Borrusia Dortmund. Bagi para penggemar bola tentunya tak asing nama tersebut. Cakep wajahnya, maennya juga cakep, apalagi dari 33 apps dia telah menceploskan 22 goal bagi torino sehingga menjadi top skor serie A pada musim itu.

      Menjadi kebanggaan tersendiri menjadi bintang Serie A. Sehingga membuat klub jerman -Borrusia Dortmund kepincut untuk mendapatkan jasa pemain tersebut. Tapi sayangnya kita tidak akan membicarakan sosok Cirro Imobille ataupun klubnya sekarang yaitu Borrusia Dortmund. Lebih dari itu, kita akan mengambil ibroh dari kejadian yang dialami oleh klub Cirro Immobile sebelumnya. Yaitu Torino :)

     Torino, sebuah klub papan tengah liga italia atau Serie A. Klub tersebut sekota dengan raksasa kota Turin yaitu Juventus. orang awam pun yang tidak tau sepak bola, mana mungkin tidak tahu klub tersebut . Tapi kalo Torino? Ada yang tahu tapi mungkin tidak sedikit juga yang masih asing. :)

     Setengah abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1949 Torino menyisakan 1 laga yang kemungkinan besar akan dihabiskan Torino F.C dengan gelar ke 5 berturut-turutnya. Saat itu Torino adalah raja. 4 kali gelar beruntun telah di raih oleh klub berjuluk Il Grande Torino (Torino Terbesar) tersebut. Tak hanya itu klub besar seperti Juventus, AC Milan,Inter Milan maupun AS Roma bertekuk lutut dan selalu finish di belakang Torino. Dan perlu di ketahui, pada waktu itu  7 pilar dari squad timnas Italia pada waktu itu adalah pemain Torino F.C.
    
     Terdapat sebuah kabar bahwa kapten dari klub Portugal yaitu  Benfica, Francisco Jose Perreira akan gantung sepatu pada akhir musim 1948/1949. Ferreira sendiri adalah sahabat baik dari kapten Torino F.C.  yakni,Sandro Mazzola. Ferreira mengundang sahabat sekaligus orang yang paling dihormatinya dalam laga perpisahannya.

     “Aku ingin Torino menghadiri pertandingan terakhirku sebelum aku gantung sepatu. Kalian merupakan klub terkuat di Eropa. Aku yakin, dengan bertanding melawan kalian masyarakat akan berduyun-duyun datang ke stadion,” pinta Ferreira kepada Mazzola dalam suratnya. “Aku akan minta izin kepada Novo (Presiden Torino. Jika dia setuju maka aku akan datang ke pesta perpisahanmu,” jawab Mazzola dalam surat balasannya.

     Mazzola menyampaikan pesan tersebut kepada Presiden Torino F.C yakni, Ferrucio Novo bahwa mereka diundang dalam sebuah laga testimonial. Novo menyetujui permintaan tersebut, asalkan mereka tampil maksimal saat melawan Inter Milan yang saat itu terpaut 3 angka di bawah mereka dalam persaingan memperebutkan titel juara liga italia musim itu. Janji tersebut dipenuhi. Laga berakhir dengan skor 0-0, tetapi hal tersebut sudah cukup bagi mereka untuk memastikan gelar juara 5 tahun berturut-turut mereka.

     Pada Minggu, 3 Mei 1949, Mazolla dan Torino F.C berangkat ke Lisbon Portugal, untuk berduel dengan Benfica. Seperti yang diramalkan oleh Ferreira bahwa masyarakat akan berduyun-duyun datang ke stadium untuk menyaksikan pertandingan tim terbaik di Eropa. Pertandingan berjalan seru dan dihujani oleh banyak gol, dan Benfica keluar sebagai pemenang dengan skor 4-3.

     Setelah memberikan pertandingan yang seru dan menarik kepada masyarakat Lisbon. Keesokan harinya, Mazzola dan Torino F.C pulang ke Italia dengan penumpangi pesawat jurusan Barcelona-Turin yang transit di Lisbon.

     Dalam perjalanan Pulang. Pesawat terbang normal. Sayang, saat tiba di langit Italia, hujan turun dengan deras. Badai datang menghantam. Sekitar Sore hari, radio bandara Kota Turin mendapat berita dari pilot pesawat bahwa cuaca sangat buruk. Awan tebal menyelimuti Kota Turin. Di daerah Superga, mata pilot hanya bisa menjangkau pada radius 40 meter.

      Pilot dan bandara saling melakukan  koordinasi dan saling mengabarkan bahwa cuaca di kota turin sangat buruk. Namun malang tak dapat di hindari. Sinyal pesawat menghilang, dan beberapa menit kemudian tersebar kabar bahwa terjadi kecelakaan pesawat di bukit bernama Superga, yang tak lain adalah pesawat yang di tumpangi oleh pemain serta Official dari Torino F.C.




Tanggal4 Mei 1949
Lokasi
Penumpang25
Awak6
Terluka0
Korban tewas31
Selamat0
Jenis pesawatFIAT G-212 CP
OperatorAvio Linee Italiane
AsalBarcelona-Turin
TujuanTurin
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/9/9a/Superganewspaper.png
http://www.goal.com/id-ID
http://www.goal.com/id-ID
      










         Pagi harinya, headline di koran-koran italia menampilkan kecelakaan mengerikan tersebut. Publik italia di rundung duka mendalam. Tak percaya bahwa klub terhebat se-eropa tersebut telah pergi meninggalkan mereka. Tak percaya bahwa pilar-pilar timnas italia telah meninggalkan dunia. Yang telah di ceritakan sebelumnya bahwa sebagian besar pilar timnas italia waktu itu di isi oleh pemain Torino F.C.

     Dan imbasnya, sampai sekarang Torino F.C tercecer menjadi klub papan tengah yang tak di perhitungkan. Laiknya angin yang bertiup, kejayaan Torino F.C hilang sekejap dengan Superga yang menjadi saksinya. 

     Begitulah Allah mencabut kejayaan Torino F.C. Allah mencabut kejayaan tersebut ketika masa keemasan mereka. Begitu pula Allah mencabut kejayaan-kejayaan kaum terdahulu. tentu menjadi introspeksi terhadap diri ini yang terlena oleh keberhasilan semu.

     Sungguh kita sebagai seorang muslim hendaknya bisa mengambil ibroh dari apapun yang terjadi. Termasuk terhadap tragedi superga ini. Bahwa kejayaan yang kita miliki hendaknya kita ingat bahwa semuanya hanyalah titipan dari Allah semata. Sungguh! Semua dari Allah, campur tangan Allah dan segalanya akan kembali kepadaNya. 

     Yap, begitulah, Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa bersyukur dan sadar diri ketika di beri kenikamatan, dan tentu senantiasa sabar ketika diberi cobaan. Nek jare mas said "Ojo Mblendrek" XD



Wallahu A'lam Bishawab


Abdurahman Al Faruq
Siswa SMA IT Nur Hidayah


id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Superga
www.goal.com/id-ID/

















1 komentar: