Senin, 29 Februari 2016

Ukhuwah dan Perjuangan



Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. 
(QS As Shaf : 4)


Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Salah seorang dari sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam diberi hadiah kepala kambing, dia lalu berkata, “Sesungguhnya fulan dan keluarganya lebih membutuhkan ini daripada kita.”

Ibnu Umar mengatakan, “Maka ia kirimkan hadiah tersebut kepada yang lain, dan secara terus menerus hadiah itu dikirimkan dari satu orang kepada yang lain hingga berputar sampai tujuh rumah, dan akhirnya kembali kepada orang yang pertama kali memberikan.” 
(Riwayat al Baihaqi dalam asy Syu’ab 3/259)


Dalam kehidupan Islam, Ukhuwah dan Perjuangan tak bisa dipisahkan satu sama lain. Keduanya merupakan sumber kekuatan dan kebahagiaan dalam diri muslim sejati. Maka bersyukurlah muslim yang di besarkan dalam lingkungan yang penuh nuansa dakwah sedari kecilnya.  

Selalu saja ada kisah - kisah hebat tentang ukhuwah, tentang perjuangan. semuanya terangkum menjadi satu dalam simpul islam. Dari zaman Rasulullah hingga sekarang,hingga diwariskan kepada orang-orang yang setia mengikutinya.

Kita tentu tak akan melupakan bagaimana puncak dari arkanul ukhuwah yang di lakukan oleh Ikrimah bin Abu Jahal. Salah satu sahabat yang sebelum islamnya, menjadi salah satu penentang islam yang paling keras. Dalam pertempuran Yarmuk yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, Ikrimah menjadi salah satu mesin tempur yang di takuti kaum romawi. Peringatan yang di lakukan oleh khalid pun tidak di gubris oleh Ikrimah. 

Katanya "Biarkan saja, ya Khalid. Biarkan aku menebus dosa-dosaku yang telah lalu. Aku telah memerangi Rasulullah di beberapa medan peperangan. Pantaskah setelah masuk Islam, aku lari dari tentara Romawi ini? Tidak, sesekali tidak!"

Dan kisah heroik terjadi dalam pertempuran itu. Tiga Mujahid terkapar dalam keadaan kritis. Orang pertama bernama Al Harist, yang kedua Ikrimah dan yang terakhir adalah ayyash bin abi rabi'ah. Ketika minum di dekatkan ke mulut Al Harist, Al Harist melihat Ikrimah dalam keadaan yang sama kritisnya, ia meminta diberikan airnya kepada ikrimah. Namun ketika minum air tersebut didekatkan ke ikrimah. Ikrimah meminta air tersebut diberikan kepada ayyash, bahkan dalam keadaan kritis tersebut, mereka tak ada yang memikirkan dirinya sendiri, mereka hanya memikirkan nasib saudaranya. dan kisah berakhir ketika air sampai di mulut ayyash, ayyash telah syahid. ketika kembali kembali ke 2 sahabat sebelumnya, semuanya telah menemui kematian terbaiknya. Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri. (Riwayat Bukhari dan Muslim) 

Pertempuran Qadisiyyah, juga menjadi saksi betapa ukhuwah demi perjuangan menyajikan kisah heroik para pendahulu. Pasukan yang dipimpin oleh Sa'ad bin Abi Waqosh bejumlah 30.000 dihadang oleh sungai Tigris yang sedang meluap. Tak hanya itu, di seberang sungai di hadapkan 150.000 pasukan Persia. Waktu itu, pasukan muslimin dihadapkan oleh dilema besar. Menunggu musuh datang ataukan dengan cara apapun melewati sungai tigris yang sedang meluap tersebut. Lalu sang pasukan pun berbicara pada Sa'ad.

"Wahai Amir, kita akan menuju mereka. Sebab kita membawa futuhat yang mereka perlukan, bukan kita yang menanti mereka"


Maka sungai tigris menjadi saksi sebuah kekuatan ukhuwah. Dimana mereka, 30.000 pasukan bergandengan tangan tangan. menyebrangi sungai tigris yang sedang meluap, tidak ada satupun pasukan yang hanyut tebawa arus. Semuanya sampai tujuan, hanya ada satu baskom yang jatuh, dan hebatnya 30.000 pasukan tersebut rela mengobok-obok sungai tigris demi baskom saudaranya yang terjatuh. MasyaAllah.

Banyak sekali Ibroh yang bisa diambil dari siroh Nabi dan Shahabah. Semuanya memberikan contoh ideal bagaimana kita saling menjalani kehidupan, bagaimana kita bersosial, dengan saudara kita, dengan semua elemen.


Yup seperti itulah.

Akhir guratan.

Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. 
- Salim A Fillah