Jumat, 17 Mei 2019

Pasang Surut Peradaban (2)

1453, Konstantinopel
Pengepungan sudah berlangsung selama 50 hari lebih, tapi tidak ada perkembangan. Malah yang terjadi adalah semakin berkurangnya pasukan diantara kaum muslimin, Selain itu bala bantuan dari musuh juga luput masuk ke kota yang sedang dikepung tersebut. Sehingga kota tersebut dapat lebih lama untuk bernafas dan mempertahankan diri.
            Sang Sultan, Setelah membaca surat dari gurunya, ia berinisiatif untuk menemui pendidiknya tersebut secara langsung. Namun niatnya dihadang oleh penjaga kemah tersebut karena sang guru meminta penjaga untuk menghadang siapa saja untuk tidak mengganggunya. Sang Sultan pun naik pitam, ia mengambil belatinya, kemudian merobek salah satu dinding kemah tersebut, dan alangkah terkejutnya, ternyata gurunya sedang bersujud sangat lama, bahkan sorbannya jatuh disertai air matanya yang menetes.
            Ternyata gurunya sedang bermunajat dan berdoa kepada Allah agar menurunkan pertolongan dan memberi kemenangan dalam waktu dekat. Tanpa pikir panjang sang sultan kembali ke medan pertempuran dengan perasaan lebih tenang dan lebih gembira.
Tak sela lama kemudian, Muhammad Al Fatih kembali ke medan pertempuran, ia menghabiskan waktunya untuk berfikir bagaimana menerobos tembok tersebut, mulai dari menghancurkan pondasi tembok tersebut, melalui terowongan bawah tanah dimana kaum muslimin mengalami kekalahan dengan dihancurkannya pasukan muslimin oleh tantara Byzantium.
Hingga ide perang brilian yang muncul dibenak Muhammad Al Fatih. Ia berfikir untuk melewatkan kapal perang kaum muslimin untuk memutari rantai besar yang menghalangi laju kapal untuk mengepung benteng laut kota tersebut.
Muhammad Al Fatih memerintahkan pasukan di armada laut untuk memindahkan kapal-kapal tersebut memutari rantai besar tersebut dengan memindahkan melaui daratan, daratan yang diubah bak sebuah laut yang dilalui kapal. Hingga keesokan harinya, pasukan konstantinopel terkejut dengan adanya pasukan kaum muslimin yang berada didepan mereka dengan 70 armada perang yang siap meluluhkan benteng tempat mereka berdiri saat itu.
Hingga akhirnya pun konsentrasi pasukan konstantinopel terpecah, sebagian besar pasukan konstantinopel yang awalnya berjaga di benteng darat kini beralih ke benteng laut untuk mencegah kaum muslimin membobol benteng laut tersebut.
Hingga saat pengepungan berkecambuk, dibantu dengan Meriam terbaik pada zaman tersebut, terdapat celah yang akhirnya dimanfaatkan oleh kaum muslimin agar dapat menerobos dan menancapkan panji Turki Utsmany. Pada 29 Mei 1453, Tembok besar 3 lapis tersebut ditaklukan Oleh Kekhilafahan Turki Utsmany, sekaligus mengakhiri imperium superpower Romawi Timur atau biasa dikenal Byzantium.
Muhammad Al Fatih menepati nubuwwat Rasulullah setelah 8 abad lamanya Umat Islam merindukan sebaik-baik pasukan dan sebaik-baik pemimpin yang akan menaklukan kota tersebut. Tidak ada yang pembantaian yang dilakukan oleh kaum muslimin, tidak ada penjarahan berlebihan dan bahkan tidak ada penduduk Konstantinopel yang di usir dari negerinya, seperti yang dilakukan pasukan salib saat menaklukan kota tersebut pada tahun 1200an lalu.
            Sang guru dari penakluk kota tersebut, Syeikh Aaq Syamsyudin kepada Kaum Muslimin ;
“Wahai tentara Islam! Ketahuilah dan ingatlah bahwa Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda mengenai kondisi kalian: ‘Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin (yang menaklukkan) nya dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya.’ Kita memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala semoga Dia memberi kita taufik dan mengampuni kita. Ingatlah, kalian tidak boleh berlebih-lebihan terhadap harta ghanimah yang kalian dapatkan. Kalian tidak boleh menghambur-hamburkannya. Gunakanlah harta tersebut untuk urusan kebaikan penduduk kota ini. Dengarkan, taati, dan cintailah Sulthan kalian.”
Sebuah bukti peradaban tinggi yang tidak dapat ditemukan di peradaban lainnya, tercatat dalam sejarah kaum muslimin.
            Konstantinopel, kota yang telah dijanjikan berabad lamanya, akhirnya ditaklukan, setelah estafet panjang kaum muslimin menepati nubuwwat tersebut, Mulai dari perjuangan Abu Ayyub Al Anshari, perjuangan Dinasti Umawiyah, Dinasti Abbasiyah hingga kemudian imperium Turki Utsmany. Kaum muslimin akhirnya bisa bernafas lega sekaligus merasakan bukti nyata bagi orang-orang yang mau berfikir.

Malang, 27 November 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar