1453, Konstantinopel
Pengepungan
sudah berlangsung selama 50 hari lebih, tapi tidak ada perkembangan. Malah yang
terjadi adalah semakin berkurangnya pasukan diantara kaum muslimin, Selain itu
bala bantuan dari musuh juga luput masuk ke kota yang sedang dikepung tersebut.
Sehingga kota tersebut dapat lebih lama untuk bernafas dan mempertahankan diri.
Sang Sultan, Setelah membaca surat
dari gurunya, ia berinisiatif untuk menemui pendidiknya tersebut secara
langsung. Namun niatnya dihadang oleh penjaga kemah tersebut karena sang guru
meminta penjaga untuk menghadang siapa saja untuk tidak mengganggunya. Sang
Sultan pun naik pitam, ia mengambil belatinya, kemudian merobek salah satu
dinding kemah tersebut, dan alangkah terkejutnya, ternyata gurunya sedang
bersujud sangat lama, bahkan sorbannya jatuh disertai air matanya yang menetes.
Ternyata gurunya sedang bermunajat
dan berdoa kepada Allah agar menurunkan pertolongan dan memberi kemenangan
dalam waktu dekat. Tanpa pikir panjang sang sultan kembali ke medan pertempuran
dengan perasaan lebih tenang dan lebih gembira.
Tak
sela lama kemudian, Muhammad Al Fatih kembali ke medan pertempuran, ia
menghabiskan waktunya untuk berfikir bagaimana menerobos tembok tersebut, mulai
dari menghancurkan pondasi tembok tersebut, melalui terowongan bawah tanah
dimana kaum muslimin mengalami kekalahan dengan dihancurkannya pasukan muslimin
oleh tantara Byzantium.
Hingga
ide perang brilian yang muncul dibenak Muhammad Al Fatih. Ia berfikir untuk melewatkan
kapal perang kaum muslimin untuk memutari rantai besar yang menghalangi laju
kapal untuk mengepung benteng laut kota tersebut.
Muhammad
Al Fatih memerintahkan pasukan di armada laut untuk memindahkan kapal-kapal
tersebut memutari rantai besar tersebut dengan memindahkan melaui daratan,
daratan yang diubah bak sebuah laut yang dilalui kapal. Hingga keesokan
harinya, pasukan konstantinopel terkejut dengan adanya pasukan kaum muslimin
yang berada didepan mereka dengan 70 armada perang yang siap meluluhkan benteng
tempat mereka berdiri saat itu.
Hingga
akhirnya pun konsentrasi pasukan konstantinopel terpecah, sebagian besar
pasukan konstantinopel yang awalnya berjaga di benteng darat kini beralih ke
benteng laut untuk mencegah kaum muslimin membobol benteng laut tersebut.
Hingga
saat pengepungan berkecambuk, dibantu dengan Meriam terbaik pada zaman
tersebut, terdapat celah yang akhirnya dimanfaatkan oleh kaum muslimin agar
dapat menerobos dan menancapkan panji Turki Utsmany. Pada 29 Mei 1453, Tembok
besar 3 lapis tersebut ditaklukan Oleh Kekhilafahan Turki Utsmany, sekaligus
mengakhiri imperium superpower Romawi Timur atau biasa dikenal Byzantium.
Muhammad
Al Fatih menepati nubuwwat Rasulullah setelah 8 abad lamanya Umat Islam
merindukan sebaik-baik pasukan dan sebaik-baik pemimpin yang akan menaklukan
kota tersebut. Tidak ada yang pembantaian yang dilakukan oleh kaum muslimin,
tidak ada penjarahan berlebihan dan bahkan tidak ada penduduk Konstantinopel
yang di usir dari negerinya, seperti yang dilakukan pasukan salib saat
menaklukan kota tersebut pada tahun 1200an lalu.
Sang guru dari penakluk kota
tersebut, Syeikh Aaq Syamsyudin kepada Kaum Muslimin ;
“Wahai
tentara Islam! Ketahuilah dan ingatlah bahwa Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda mengenai kondisi
kalian: ‘Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik-baik pemimpin adalah
pemimpin (yang menaklukkan) nya dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya.’
Kita memohon kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala semoga Dia memberi kita taufik dan mengampuni kita. Ingatlah,
kalian tidak boleh berlebih-lebihan terhadap harta ghanimah yang kalian
dapatkan. Kalian tidak boleh menghambur-hamburkannya. Gunakanlah harta tersebut
untuk urusan kebaikan penduduk kota ini. Dengarkan, taati, dan cintailah
Sulthan kalian.”
Sebuah
bukti peradaban tinggi yang tidak dapat ditemukan di peradaban lainnya,
tercatat dalam sejarah kaum muslimin.
Konstantinopel, kota yang telah
dijanjikan berabad lamanya, akhirnya ditaklukan, setelah estafet panjang kaum
muslimin menepati nubuwwat tersebut, Mulai dari perjuangan Abu Ayyub Al
Anshari, perjuangan Dinasti Umawiyah, Dinasti Abbasiyah hingga kemudian
imperium Turki Utsmany. Kaum muslimin akhirnya bisa bernafas lega sekaligus merasakan
bukti nyata bagi orang-orang yang mau berfikir.
Malang, 27 November 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar